Minggu, 15 Mei 2011

tes psikologi

    Untuk mengetahui watak atau sifat seseorang atau sifat diri anda sendiri, maka bacalah baik-baik suatu ilustrasi/cerita sebagaimana dibawah ini :

    Umpamanya anda berdiri di tengah-tengah perempatan jalan dan berencana melanjutkan perjalanan. Ketika anda melihat ke barat, ada seekor harimau yang siap menerkam anda jika berani melalui jalan itu.
Lalu anda melihat ke timur, dijalan itu nampak seekor ular besar yang siap memangsa anda jika berani melewati jalan itu.
Lalu anda melihat ke arah lain yaitu utara. Disitu terdapat lautan besar yang harus anda lewati tanpa perahu/kapal.
Lalu anda melihat ke arah selatan, ternyata ada api besar berkobar-kobar amat tingginya.
Kemanakah anda akan memilih arah perjalanan yang semuanya berbahaya? sedangkan berdiam diri tidak akan mungkin karena bisa mati kelaparan. Nah cobalah anda pikir dalam-dalam jalan manakah yang menurut anda harus dilalui? dari pilihan arah itulah maka watak/karakter anda akan terbaca.

1. Jika anda memilih jalan yang ada harimaunya
Maka sifat anda seperti harimau. Sabar, pendiam, tidak berbahaya jika tidak lapar. Orang yang memiliki sifat harimau dapat dijadikan teman asalkan dituruti kehendaknya dan ia nantinya bisa membuat orang celaka jika sudah tidak senang lagi orang tersebut.
2. Jika anda memilih jalan yang ada ularnya
Maka sifat anda seperti ular dimana akal dan pikiran anda itu berbelit-belit, inginnya menguasai orang lain. Harap berhati-hati dengan orang yang punya sifat seperti ini.
3. Jika anda memilih jalan yang terdapat lautan besar
Maka sifat anda seperti lautan. Walaupun tampak lemah, air memiliki kekuatan yang luar biasa. Anda tidak mudah ditipu oleh orang dan menunjukan sifat anda yang berfikir jauh dalam memecahkan suatu persoalan. Keinginan anda akan dapat dicapai setelah melalui berbagai macam rintangan. beruntunglah anda jika memiliki teman yang memiliki sifat air karena hidupnya manfaat bagi orang lain.
4. Jika anda memilih jalan yang ada api berkobar-kobar
Maka anda adalah orang yang memiliki kemauan keras, cepat mengambil tindakan akan tetapi anda lekas percaya kepada orang. Tidak jarang orang lain bisa celaka/mengalami kerugian karena menuruti nasehat anda yang datangnya tiba-tiba. Jadi anda harus berhati-hati dalam segala perbuatan/perkataan.

Membuat Death Note mu sendiri

hai... hai...
bagi penggemear Death Note siapa yg mau punya Death Note sendiri?? Ini dia beberapa cara yg bisa saya berikan untuk membuat Death Note :D

  1. Printer Warna
  2. Buku Catatan , kalau bisa , gedean dikit.
  3. Beberapa Lem / Solatip ( Tambahan )
  4. Kertas Printer , yang pasti ukurannya lebih besar dari buku anda
  5. Tulisan Death Note nya , bisa anda dapatkan dibawah artikel.
  6. Scanner ( Bener bener cuma tambahan )
Anda pasti udah punya semuanya , tapi kalau misalnya anda belum memiliki printer warna , cukup print di warnet warnet terdekat.
Okay , langsung ke guide nya !
  1. Download lah gambar “Death Note” dibawah , kemudian edit di komputer. Perbesar sesuai ukuran yang anda mau ( tenang , buramnya gak terlalu kelihatan )
  2. Bikin File gambar , dengan warna hitam pekat didalamnya. Yang pasti ukuran gambarnya itu harus melebihi buku yang akan dipakai ntar. Untuk mempermudah , scan dulu saja buku anda, supaya tau ukuran covernya berapa. Kalau sudah buat file gambar hitam pekatnya , masukan tulisan death note tadi kedalamnya. Perbesar kalau tulisan death note tadi terlihat kecil di file gambar yang baru. Oh iya , ini untuk cover depan buku anda.
  3. Bikin satu lagi file gambar hitam pekatnya , tapi kali ini , tanpa tulisan Death note. Dan tentu saja , ini untuk cover belakang buku anda.
  4. Printer lah dua2 nya dengan kertas printer anda.. Cek dulu , jangan sampai tinta warna hitam anda habis.
  5. Setelah itu , sampulah buku anda dengan 2 lembar berwarna hitam pekat anda. Pasti bisa dong :) Lekatkan bagian yang terbuka dengan solatip transparan atau dengan lem kertas.
  6. Tambahan , buatlah 2 lembar hitam pekat lagi , tanpa tulisan death note. 2 Lembar ekstra ini buat nutup cover dalam buku yang bukan berwarna hitam. Kalau anda rajin , anda juga bisa mengeprint “How to use” seperti di animenya. Tapi sayang gw gak punya filenya :)
  7. Harusnya sih Death Note anda sudah jadi :D ! Kalau jadi , selamat !
Btw ini dia gambarnya !
tulisan death note 

Selamat mencobaaaaa ^O^

Senin, 02 Mei 2011

Beberapa Hal Aneh tentang Einstein

Pastinya anda sudah tahu Einstein kan? Dia adalah ilmuwan terbesar pada jamannya, lebih tepatnya pada abad 20 tersebut. Atau lebih jelasnya anda bisa membaca artikel tentang Profil Albert Einstein. Dia memberi kita teori fisika yang sangat fenomenal yaitu teori relativitas atau kenisbian. Tapi apakah anda tahu ketika Einstein dilahirkan ia mempunyai kepala yang besar, hingga ibunya menyangka einstein CACAT! .
Inilah beberapa hal aneh Albert Einstein yang Lainnya:

1. Ketika Einstein lahir ia seorang bayi yang gemuk dan berekepala besar, (ibunya sampai-sampai menyangka ia cacat).

2. Einstein ketika masih kanak-kanak susah sekali berbicara, (Sebagai anak kecil ia susah sekali berbicara, kalau berbicara ia sangat lamabat atau terbata-bata, ini berlanjut sampai ia berumur 9 tahun).

3. Einstein di inspirasi oleh sebuah kompas, ( Ketika Einstein berumur 5 tahun terbaring di tempat tidur karena sakit ayahnya memperlihatkan kepadanya sesuatu yang menyulut minatnya pada sains benda itu adalah: Kompas).

4. Einstein gagal ujian untuk masuk ke perguruan tinggi, Dalam tahun 1895, pada usia 17 tahun, Albert Einstein masuk ke Swiss Federal Polytechnical School(Eidgenössische Technische Hochschule atau ETH). Ia lulus ujian matematika dan pelajaran sains, tapi gagal di pelajaran lainnya (sejarah, bahasa, geografi, dll)!, pernah ia masuk ke sekolah perdagangan tapi akhirnya kembali lagi ke ETH setahun kemudian.

5. Einstein mempunyai anak terlarang atau HARAM!, (Pada tahun 80an surat-surat pribadi eisntein mengungkapkan sesuatu yang baru, yaitu ia memiliki anak haram dari sesama mantan siswi Mileva Marić).

6. Einstein Mempunyai hubungan yang buruk pada anak pertamanya, (Setelah perceraiannya dengan istrinya, hubungan Einstein dengan anaknya hans Albert menjadi layaknya batu, Hans mencela ayahnya karena setelah memenangkan hadiah nobel ia htidak peduli lagi pada istrinya , sehingga mantan istrinya mendaptkan kesulitan finansial).

7. Einstein Menikahi Gadis Muda, (Sesudah Einstein menceraikan Mileva (ketidaksetiaannya didaftar sebagai salah satu sebab untuk keretakan), dia segera menikahi sepupunya Elsa Lowenthal. Sebetulnya, Einstein juga mempertimbangkan menikah dengan Elsa’s (dari perkimpoian pertamanya) Ilse, tetapi dia berkeberatan)

8. Einstein, Pecinta Damai, tetapi mendesak FDR untuk membangun Bom Atom, (Hasilnya, 2 bom atom jatuh di hiroshima dan nagasaki).

9. Otak Einstein diawetkan di Guci selama 43 Tahun.

Minggu, 01 Mei 2011

Selamat HARDIKNAS ^_^

Hai semuaaa
karena hari ini adalah hardiknas saya mau berbagi tentang Sejarah Pendidikan di Indonesia

Pendidikan Masa Hindu-Buddha
Sistem pendidikan pada masa lalu baru dapat terekam dengan baik pada masa Hindu-Buddha. Menurut Agus Aris Munandar dalam tesisnya yang berjudul Kegiatan Keagamaan di Pawitra Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14—15(1990). Sistem pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan. Karsyan adalah tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan dan mandala.
Patapan memiliki arti tempat bertapa, tempat dimana seseorang mengasingkan diri untuk sementara waktu hingga ia berhasil dalam menemukan petunjuk atau sesuatu yang ia cita-citakan. Ciri khasnya adalah tidak diperlukannya sebuah bangunan, seperti rumah atau pondokan. Bentuk patapan dapat sederhana, seperti gua atau ceruk, batu-batu besar, ataupun pada bangunan yang bersifat artificial. Hal ini dikarenakan jumlah Resi/Rsi yang bertapa lebih sedikit atau terbatas. Tapa berarti menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu, orang yang bertapa biasanya mendapat bimbingan khusus dari sang guru, dengan demikian bentuk patapan biasanya hanya cukup digunakan oleh seorang saja.
Istilah kedua adalah mandala, atau disebut juga kedewaguruan. Berbeda dengan patapan, mandala merupakan tempat suci yang menjadi pusat segala kegiatan keagamaan, sebuah kawasan atau kompleks yang diperuntukan untuk para wiku/pendeta, murid, dan mungkin juga pengikutnya. Mereka hidup berkelompok dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama dan nagara. Mandala tersebut dipimpin oleh dewaguru.
Berdasarkan keterangan yang terdapat pada kropak 632 yang menyebutkan bahwa ” masih berharga nilai kulit musang di tempat sampah daripada rajaputra (penguasa nagara) yang tidak mampu mempertahankan kabuyutan atau mandala hingga jatuh ke tangan orang lain” (Atja & Saleh Danasasmita, 1981: 29, 39, Ekadjati, 1995: 67), dapat diketahui bahwa nagara atau ibu kota atau juga pusat pemerintahan, biasanya dikelilingi oleh mandala. Dalam hal ini, antara mandala dan nagara tentunya mempunyai sifat saling ketergantungan. Nagara memerlukan mandala untuk dukungan yang bersifat moral dan spiritual, mandala dianggap sebagai pusat kesaktian, dan pusat kekuatan gaib.
Dengan demikian masyarakat yang tinggal di mandala mengemban tugas untuk melakukan tapa. Kemakmuran suatu negara, keamanan masyarakat serta kejayaan raja sangat tergantung dengan sikap raja terhadap kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, nagara perlu memberi perlindungan dan keamanan, serta sebagai pemasok keperluan yang bersifat materiil (fasilitas dan makanan), agar para pendeta/wiku dan murid dapat dengan tenang mendekatkan diri dengan dewata.
Pendidikan Masa Islam
Sistem pendidikan yang ada pada masa Hindu-Buddha kemudian berlanjut pada masa Islam. Bisa dikatakan sistem pendidikan pada masa Islam merupakan bentuk akulturasi antara sistem pendidikan patapan Hindu-Buddha dengan sistem pendidikan Islam yang telah mengenal istilah uzlah (menyendiri). Akulturasi tersebut tampak pada sistem pendidikan yang mengikuti kaum agamawan Hindu-Buddha, saat guru dan murid berada dalam satu lingkungan permukiman (Schrieke, 1957: 237; Pigeaud, 1962, IV: 484—5; Munandar 1990: 310—311). Pada masa Islam sistem pendidikan itu disebut dengan pesantren atau disebut juga pondok pesantren. Berasal dari kata funduq (funduq=Arab atau pandokheyon=Yunani yang berarti tempat menginap).
Bentuk lainnya adalah, tentang pemilihan lokasi pesantren yang jauh dari keramaian dunia, keberadaannya jauh dari permukiman penduduk, jauh dari ibu kota kerajaan maupun kota-kota besar. Beberapa pesantren dibangun di atas bukit atau lereng gunung Muria, Jawa Tengah. Pesantern Giri yang terletak di atas sebuah bukit yang bernama Giri, dekat Gersik Jawa Timur (Tjandrasasmita, 1984—187). Pemilihan lokasi tersebut telah mencontoh ”gunung keramat” sebagai tempat didirikannya karsyan dan mandala yang telah ada pada masa sebelumnya (De Graaf & Pigeaud, 1985: 187).
Seperti halnya mandala, pada masa Islam istilah tersebut lebih dikenal dengan sebutan ”depok”, istilah tersebut menjadi nama sebuah kawasan yang khas di kota-kota Islam, seperti Yogyakarta, Cirebon dan Banten. Istilah depok itu sendiri berasal dari kata padepokan yang berasal dari kata patapan yang merujuk pada arti yang sama, yaitu “tempat pendidikan. Dengan demikian padepokan atau pesantren adalah sebuah sistem pendidikan yang merupakan kelanjutan sistem pendidikan sebelumnya.
Pendidikan Masa Kolonial
Pada masa ini, wajah pendidikan Indonesia lebih terlihat sebagai sosok yang memperjuangkan hak pendidikan. Hal ini dikarenakan pada saat itu, sistem pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial adalah sistem pendidikan yang bersifat diskriminatif. Artinya hanya orang Belanda dan keturunannya saja yang boleh bersekolah, adapun pribumi yang dapat bersekolah merupakan pribumi yang berasal dari golongan priyayi. Adapun prakteknya sistem pendidikan pada masa kolonial lebih mengadopsi pendidikan ala Eropa.
Namun kemudian mulai timbul kesadaran dalam perjuangan untuk menyediakan pendidikan untuk semua kalangan, termasuk pribumi. Maka hadirlah berbagai institusi pendidikan yang lebih memihak rakyat, seperti misalnya Taman Siswa dan Muhammadiyah.
Pada masa ini sistem Eropa dan tradisional (pesantren) sama-sama berkembang. Bahkan bisa dikatakan, sistem ini mengadopsi sistem pendidikan seperti yang kita kenal sekarang: Mengandalkan sistem pendidikan pada institusi formal macam sekolah dan pesantren.






http://tinulad.wordpress.com/sedikit-uraian-sejarah-pendidikan/